Tema
PERAN
PABRIK GULA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI DAERAH
Judul
REVITALISASI
SISTEM PRODUKSI “PABRIK GULA GONDANG BARU” KLATEN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN
DAERAH KABUPATEN KLATEN
A. PENDAHULUAN
Menurut
Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional,
salah satu visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia menjadi negara
Industri Tangguh. Pada tahun 2025, dengan visi antara pada tahun 2020 sebagai
negara Industri Maju Baru, karena sesuai dengan Deklarasi Bogor tahun 1995
antar kepala negara APEC pada tahun tersebut liberalisasi di negara-negara APEC
sudah harus terwujud. Salah satu industri dari 35 Roadmap Pengembangan Klaster
Industri Prioritas di bidang Industri Agro adalah industri gula
(www.kemenperin.go.id). Dari visi tersebut, dapat disimpulkan bahwa industri
gula adalah salah satu industri yang diharapkan untuk membuat Indonesia menjadi
negara Industri Tangguh. Dengan demikian, industri gula juga dapat berpotensi
baik untuk meningkatkan pendapatan daerah. Hal itu dapat tercapai apabila
pabrik gula berjalan secara efektif dan kontinyu, sehingga produktivitas gula
bisa maksimal.
B. KAJIAN
TEORI DAN FAKTA
Pabrik
Gula Gondang Baru Klaten adalah salah satu pabrik gula yang ada di Indonesia
terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang merupakan unit usaha dari PT.
Perkebunan Nusantara IX. Pabrik Gula Gondang Baru ini telah berdiri sejak tahun
1860 oleh N.V. Klatensche Jongkhervan der Wijk. Pada tahun 1871 luas wilayah
perkebunan hanya 207,2 ha, tetapi pada tahun 1919, wilayah SISTEM PRODUKSI
bertambah menjadi 852,2 ha (www.wisataagro9.com).
Saat
ini Pabrik Gula Gondang Baru Klaten tidak berjalan secara efektif. Dalam 1
tahun, hanya berjalan pada musim giling tebu pada bulan Mei-Agustus. Selain
bulan tersebut, pabrik gula ini berhenti beroperasi. Produktivitas gula pasir
di Pabrik Gula Gondang Baru Klaten juga sering tidak mencapai target. Pada
tahun 2008, target sebesar 210.000 ton tebu, tetapi hanya tercapai 115.000 ton
juta tebu. Pada tahun 2011 juga gagal mencapai target, yang seharusnya mampu
mencapai 140.000 ton tebu, tetapi hanya memperoleh 110.000 ton tebu. Untuk
tahun 2012, produksi gula ditargetkan mencapai 10.414 ton dengan kebutuhan tebu
sebanyak 180.000 ton tebu (www.harianjogja.com).
C. ULASAN
MENGENAI UPAYA REVITALISASI SISTEM PRODUKSI PABRIK GULA GONDANG BARU KLATEN
Produksi
gula di Pabrik Gula Gondang Baru Klaten seringkali tidak memenuhi target.
Beberapa penyebab dari tidak tercapainya target tersebut yaitu :
1.
Proses produksi yang tidak berjalan
secara kontinyu,
2.
Kurangnya bahan baku,
3.
Rendemen bahan baku yang sedikit,
4.
Peralatan-peralatan pabrik yang tua,
5.
Proses pembuatan gula yang belum modern,
boros dan mahal.
Agar
Pabrik Gula Gondang Baru Klaten ini bisa berjalan secara efektif dan mampu
mencapai target produksi, sehingga dapat menjadi aset daerah yang potensial dan
menambah pendapatan daerah, maka perlu dilakukan beberapa evaluasi dan
pembenahan. Langkah pertama yang perlu dilakukan agar produksi bisa berjalan
secara kontinyu sehingga target bisa terpenuhi, yaitu menambah persediaan bahan
baku dengan cara memperluas lahan tebu dan mengarahkan petani Klaten dan
sekitarnya untuk menanam tebu. Saat ini minat petani Klaten dan sekitarnya
untuk menanam tebu masih sedikit karena rendemen tebu kecil dan tidak bisa
dijual di pasar lain, dan harus disetor ke pabrik gula. Penyebab dari kecilnya
rendemen tebu salah satunya adalah karena salah perlakuan pengairan. Saat musim
kemarau, seharusnya lahan lebih sering diairi dan Klaten termasuk kota yang
cukup air, seharusnya tidak masalah untuk pendistribusian air ke lahan-lahan
tebu. Saat musim hujan, untuk mengontrol jumlah air di lahan harus dilakukan
penyedotan air agar lahan tidak terlalu basah. Agar petani Klaten dan
sekitarnya tertarik untuk menanam tebu, maka harus dilakukan sosialisasi dan
pengarahan bagaimana menanam tebu yang tepat, membangun minat petani dan
peneliti untuk memperbarui varietas tebu yang mampu menghasilkan rendemen yang
banyak dan berkualitas baik, memberi kebebasan petani Klaten dan sekitarnya untuk
menjual tebu ke pasar lain, dan juga mempermudah modal/pinjaman petani tebu di
Klaten dan sekitarnya. Dengan dilakukan upaya-upaya tersebut maka dapat
memperbanyak bahan baku dan memperbesar rendemen tebu, sehingga pabrik bisa berjalan secara kontinyu.
Langkah
kedua yang harus dilakukan yaitu evaluasi dan perbaikan alat-alat pabrik yang
sudah tua. Pabrik Gula Gondang Baru Klaten ini telah berdiri sejak dahulu dan
produksi juga dinilai kurang efektif. Hal ini menyebabkan pabrik gula ini
seringkali kurang mendapat perhatian dari pengelola dan Pemerintah setempat,
dan juga diabaikan perawatan alat-alat produksinya, padahal kondisi alat sangat
berpengaruh terhadap hasil produksi dan kecepatan proses produksi. Oleh karena
itu, sebaiknya pihak pengelola dan juga Pemerintah setempat lebih memperhatikan
keefektifan alat-alat yang ada di pabrik untuk mendukung proses produksi.
Langkah
ketiga yaitu evaluasi terhadap proses yang dilakukan untuk pemaksimalan hasil
produksi. Saat ini proses yang dilakukan di Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
adalah sistem Karbonasi, yaitu pemurnian air tebu dengan cairan kapur dan gas
CO2. Sistem ini dinilai kurang efisien karena menggunakan bahan
kokas yang harganya mahal. Kokas digunakan untuk memanaskan tobong kapur.
Sedangkan pabrik gula lain yanga da di Indonesia dan luar negeri sudah
menggunakan sistem Sulfatasi dan Defekasi. Sistem sulfatasi yaitu proses
pemurnian dengan cairan kapur dan gas sulfur. Sedangkan sistem defekasi yaitu
proses pemurnian hanya menggunakan cairan kapur. Untuk mengubah proses produksi
dari sistem Karbonasi menjadi sistem Sulafatasi dan Defekasi ini membutuhkan
biaya yang besar, sehingga untuk merealisasikannya perlu bantuan dari pihak
PTPN IX maupun Pemerintah Daerah setempat. Tetapi dengan pergantian sistem
produksi ini akan mampu menghemat biaya produksi selanjutnya dan memaksimalkan
hasil produksi.
D. KESIMPULAN
DAN SARAN
Untuk
menjadikan industri gula sebagai salah satu industri yang bisa diandalkan untuk
membuat Indonesia menjadi negara Industri Tangguh dan juga bisa menambah
pendapatan daerah, maka harus dilakukan beberapa upaya revitalisasi terhadap
efektivitas sistem produksi pabrik gula, salah satunya yaitu Pabrik Gula
Gondang Baru Klaten. Pabrik Gula Gondang Baru Klaten sering tidak mencapai
target produksi, dan beberapa penyebabnya yaitu proses produksi yang tidak
kontinyu, kurangnya bahan baku, rendemen tebu yang sedikit, peralatan pabrik
yang sudah tua dan proses produksi yang belum modern.
Upaya-upaya
untuk mengatasinyaa yaitu :
1.
Memperluas lahan tebu dengan meingkatkan
minat para petani Klaten dan sekitarnya untuk menanam tebu agar proses produksi
berjalan secara kontinyu.
2.
Melakukan sosialisasi dan pengarahan
penanaman tebu yang tepat agar rendemen banyak.
3.
Melakukan penelitian untuk menambah varietas
tebu yang baru.
4.
Melakukan perbaikan alat-alat pabrik.
5.
Mengevaluasi dan mengubah proses
produksi yang ada di pabrik dari sistem Karbonasi menjadi sistem Sulfatasi dan
Defekasi.
Dengan dilakukannya
beberapa upaya Revitalisasi Sistem Produksi Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
tersebut, diharapkan mampu memaksimalkan efektivitas produksi gula di Pabrik
Gula Gondang Baru Klaten, sehingga menambah pemasukan daerah dan menjadi aset
daerah yang potensial. Sangat disayangkan apabila daerah Kabupaten Klaten yang
sudah memiliki industri yang sebetulnya potensial, tetapi karena salah
pengelolaan dan kurangnya perawatan serta perhatian dari pengelola dan
Pemerintah setempat, aset ini menjadi
terbengkalai dan tidak maksimal dalam proses produksinya.
Demikian ulasan dan
pandangan dari penulis. Atas segala kesalahan dan kekurangan dalam tulisan ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
E. DAFTAR
PUSTAKA
www.harianjogja.com
www.kemenperin.go.id
www.wisataagro9.com
F.
LAMPIRAN FOTO
Pabrik Gula Gondang Baru Klaten
Sugar Mill
Lori Pengangkut Tebu
Rel Lori